Blogger Widgets Arum.S: LAPORAN INDIVIDU ASKEB KOMUNITAS STIKES BHAMADA SLAWI

Laman

Selasa, 26 April 2016

LAPORAN INDIVIDU ASKEB KOMUNITAS STIKES BHAMADA SLAWI


LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEK KELUARGA Tn.S DI RT 04 RW 07 DESA TIMBANGREJA KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL










Disusun Oleh:
SUCI ARUSIH
NIM B0012014



STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
PRODI DIII KEBIDANAN REGULER
Jln. Cut Nyak Dien Kalisapu – Slawi, Telp. (0283) 3317706, 3308331
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. S     Rt 04 RW 07 di Desa Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, telah mendapat pengesahan dari:



Istri



Ny. S
Mahasiswa



Suci Arumsih
B0013043

Mengetahui
Pembimbing Akademik


Adrestia Rifki Naharani, S.SiT
NIPY: 1987.06.10.10.058








KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Tn. S Rt 04 RW 07 di Desa Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal” dengan baik.
Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas ini disusun untuk memenuhi tugas Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), di Desa Timbangreja yang dilakukan dari tanggal 14 Maret – 04 April 2016. Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena  itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.    Ibu Tri Agustina H, S.ST. M.Kes selaku Ketua STIKES BHAMDA Slawi.
2.    Bapak Pimpin Surono, SH selaku Camat Lebaksiu.
3.    Bapak Karsidi selaku Kepala Desa Timbangreja.
4.    Ibu Siswati, S.SiT. M.Kes selaku ketua prodi DIII kebidanan.
5.    Ibu Adrestia RN, S. Si T selaku koordinator dan pembimbing PKMD.
6.    Ibu Aspin, S.ST selaku bidan desa Timbangreja.
Laporan Individu Asuhan Kebidanan Komunitas ini sebagai tambahan referensi, melatih mahasiswa untuk memberikan intervensi serta menambah pengetahuan bagi masyarakat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah ini ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Slawi,      April 2016


    Penyusun


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.................................................................................          i   
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................          ii
KATA PENGANTAR..............................................................................          iii
DAFTAR ISI..............................................................................................          iv
BAB I   PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG...........................................................          1
B.       TUJUAN................................................................................          1
1.  Tujuan Umum....................................................................          1
2.  Tujuan khusus....................................................................          2
C.       METODE PENGUMPULAN DATA...................................          2
BAB II  TINJAUAN TEORI
A.    Konsep Dasar Keluarga..........................................................          3
B.     Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas....          7
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................          9
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................          25
BAB IV PENUTUP...................................................................................          29
A.    Simpulan.................................................................................          29
B.     Saran.......................................................................................          29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi. Sedangkan Kabupaten Tegal pada tahun 2015 telah menyumbangkan Angka Kematian Ibu sebanyak 33 orang dan Angka Kematian Bayi sebanyak 79 bayi. AKI dan KB yang tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan.
Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya, pelayanan kesehatan diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan  yang utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat/ komunitas, dan secara universal upaya tersebut mudah dijangkau (Karwati, 2011).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai rencana strategis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, maka pembangunan kesehatan dilakukan dengan cara  meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan, mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan, melaksanakan pelayanan administrasi internal dan pelayanan public yang bermutu.
Salah satu upaya mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kepedulian

masyarakat akan informasi kesehatan sehingga memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. S pada RT. 04 RW 07 Desa Timbangreja Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.

B.       TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
       Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan komunitas diharapkan mampu menerapkan teori di lapangan secara nyata.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu menganalisa data yang ada.
b.      Mahasiswa mampu merumuskan masalah.
c.       Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah.
d.      Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah.
e.       Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dari permasalahan yang ada dan mengimplementasikannya.

C.      METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan, menggunakan metode pengumpulan data yaitu:
1.      Survei
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010).
2.      Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dikunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).
3.      Observasi
Adalah suatu hasil penelitian aktif dan penuh perhatian menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2010).



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Konsep Dasar Keluarga
1.      Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Karwati, 2011).
2.      Struktur Keluarga
Menurut Karwati (2011), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
a.       Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah istri
d.      Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga kawinan
Keluaarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.


3.      Ciri-ciri Keluarga
Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga antara lain yaitu:
a.       Diikat dalam suatu tali perkawinan
b.      Ada hubungan darah
c.       Ada ikatan batin
d.      Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e.       Ada pengambil keputusan
f.       Kerjasama diantara anggota keluarga
g.      Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h.      Tinggal dalam satu rumah/atap
Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga Indonesia antara lain yaitu:
a.       Suami sebagai pengambil keputusan
b.      Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c.       Berbentuk monogram
d.      Bertanggung jawab
e.       Pengambil keputusan
f.       Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g.      Ikatan keluarga sangat erat
h.      Mempunyai semangat gotong royong
4.      Bentuk-bentuk keluarga
Menurut Karwati (2011), bentuk keluarga antara lain:
a.       Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga besar (exstended family)
Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.


c.       Keluarga berantai (serial family)
Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga duda/ janda (single family)
Keluarga duda/janda adalah keluaga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5.      Fungsi-fungsi keluarga
Menurut Suprajitno (2004), fungsi keluarga antara lain:
a.       Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b.      Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubunngan dengan orang lain di luar rumah.
c.       Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d.      Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keuarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e.       Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
6.      Tugas Keluarga
Menurut Karwati (2011), tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a.       Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b.      Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c.       Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannyamasing-masing
d.      Sosialisasi antar anggota keluarga
e.       Pengaturan jumlah anggota keluarga
f.       Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g.      Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyrakat yang lebih luas
h.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
7.      Tahap-tahap keluarga
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapn memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada tahapnya. Ada perbedaan pembagian tahap perkembangan menurut Carter dan McGoldrick (1989( dan Duvall (1985).
Carter dan McGoldrick
Duvall
1.      Keluarga antara: masa bebas (pacaran) dewasa muda
Tidak diidentifikasi karena periode waktu antara dewasa dan menikah tak dapat ditentukan
2.      Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
1.      Keluarga baru menikah
3.       Keluarga yang memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai usia sekolah)
2.      Keluarga dengan anak baru lahir (Usia anak tertua sampai 30 bulan)
3.      Keluarga dengan anak pra-sekolah (usia anak tertua 21/2-5 tahun)
4.      Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak tertua 6-12 tahun)
5.      Keluarga dengan anak remaja (usia anak tertua 13-20 tahun)
4.       Keluarga yang memiliki anak dewasa
6.      Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa (anak-anaknya mulai meninggalkan rumah)
7.      Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja/ keluarga usia pertengahan (semua anak meninggalkan rumah)
5.      Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
8.      Keluarga lansia
6.       Keluarga lansia


B.       Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
1.      Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
          Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.  Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia (Karwati,dkk. 2011).
          Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan (Pudiastuti, 2011)
          Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah atau area tertentu. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.
          Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat (Ambarwati, 2009).
2.      Tujuan asuhan kebidanan dikomunitas
a.         Tujuan umum
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerja bidan.
b.        Tujuan khusus
1)             Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang jawab bidan
2)             Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
3)             Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal
4)             Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
5)             Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.
3.      Metode Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
a.       Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)
b.      Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
c.       Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)
d.      Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA Tn. S DI RT 04 RW 07 DESA TIMBANGREJA
KECAMATAN
LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL

A.      Pengumpulan Data
1.      Data Subyektif
a.       Biodata
Nama KK          :    Tn. S
Umur                 :    35 tahun
Agama               :    Islam
Pendidikan        :    SMA
Pekerjaan           :    Pelayaran
Alamat              :    Desa Timbangreja RT 04 RW 07
b.      Nama Anggota Keluarga
No
Nama
Umur
L/P
Status
Pendidikan
Status Imunisasi
KB
Keadaan Fisik
1
Ny. S
31 th
P
Istri
SMP
Lengkap
Tidak memakai
Sehat
2
By. S
8 bulan
P
Anak
Belum sekolah
DPT HB3
-
Sehat
3
Tn. T

58 tahun
L
Kakek
SD
-
-
Sehat
4
Ny. S
50 tahun
P
Nenek
SD
-
Tidak memakai
Sehat
5
Nn. A
13 tahun
P
Saudara pr
SMP
Lengkap
-
Sehat



c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny.S
Tn.S
Tn.W
Ny.S
Ny.A
Ny.H
Ny.H
Tn.T
Tn.H
An.S
 
A&S
A&S
A&S
A&S





A&S
A&S
A&S
A&S
A&S




A&S


Keterangan :

                           : Perempuan                                : anggota keluarga Pr yg dikaji

 

                            : Laki-laki                                  : anggota keluarga Lk yg dikaji
 

                            : Hubungan Menikah
 












d.      Kebutuhan sehari-hari
Kebiasaan tidur
Ny. S
Anak
Kakek
Nenek
Sdr pr
Lama istirahat siang
1 jam
3 jam
2 jam
1 jam
2 jam
Istirahat malam
±  7 jam
±  9 jam
+ 6 jam
±  7 jam
± 7 jam
Gangguan
Tidak ada
Sering ngompol
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kebiasaan makan





Makan
3x perhari
2 x/hari
3x sehari
3x perhari
3 x/hari
Porsi
1 piring
1/2 mangkok
1 piring
1 piring
1 piring
Jenis
Nasi, lauk pauk
Bubur susu
Nasi, lauk pauk
Nasi, lauk pauk
Nasi, lauk pauk
Gangguan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Males makan
Pola Eliminasi





BAB
2x per hari
2 x/hari
1x sehari
1x per hari
1 x/hari
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Konsistensi
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Gangguan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
BAK
3-4 x/ hari
4-5 x/ hari
4-5 x/hari
3-4 x/ hari
3-4 x
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
Kuning jernih
Kuning jernih
Kuning jernih
Gangguan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Personal Hygiene





Mandi
2 x/hari
2 x/hari
2x /hari
2x /hari
2x /hari
Keramas
3 hari sekali
2 hari sekali
3 hari sekali
3 hari sekali
3 hari sekali
Gosok gigi
2 x/hari
Tidak
2x/hari
2x /hari
2x /hari
Pola Kebiasaan Kesehatan





Minum alcohol
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Obat-obatan terlarang
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Merokok
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Penggunaan waktu luang
Menonton Tv, jamiyahan
jalan-jalan
Menonton tv
Menonton Tv, jamiyahan
Menonton Tv, maen ke rumah teman
e.       Status Sosial Ekonomi
Penghasilan                   : > Rp. 2.000.000,-
Tabungan Keluarga       : Tidak ada
f.       Situasi Rumah dan Lingkungan
1)      Denah Rumah
sungai
 


       K. Mandi                                Dapur                ket:
                                                                                         : SPAL
       Ruang makan                                                            : sumber air
                                                      Kamar                        : septik tank

       Kamar
                                                    R. Tamu
       Warung sembako
 

2)      Jenis Rumah                                               :    Permanen
3)      Atap rumah                                                :    Genteng
4)      Lantai rumah                                              :    Keramik
5)      Ventilasi                                                     :    Cukup
6)      Kebersihan dan kerapian                            :    Cukup
7)      Pembuangan sampah                                  :    Terbuka
8)      Sumber air                                                  :    Sumur
9)      Sumber pembuangan limbah                      :    Septik tank & sungai
10)  Jamban                                                       :    Pribadi
11)  Kandang ternak                                          :    Tidak ada
12)  Pemanfaatan pekarangan                           :    Ditanami bunga
13)  Pemanfaatan fasilitas kesehatan                 :    Puskesmas, BPS
14)  Kepemilikan asuransi kesehatan miskin     :    Tidak ada

g.      Riwayat KB ibu
1)      Jenis KB                                              :    Tidak menggunakan KB
2)      Lama                                                   :    -
3)      Keluhan                                               :    -
4)   Pengetahuan tentang alat kontrasepsi  :  Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB.
5)   Rencana penggunaan kontrasepsi        : Ny. S mengatakan tidak ingin menggunakan kb suntik jika suaminya pulang.
h.      Pengetahuan Anggota Keluarga tentang kesehatan
1)        Ibu                :    Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang jenis-jenis KB, tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan, dan MP ASI.
2)        Nenek           :    Ny. S mengatakan tidak mengetahui tentang menopause.
3)        Saudara Pr    : Nn. A mengatakan tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja
i.        Fungsi Keluarga
1)        Fungsi pendidikan        :    Ibu selalu mengajarkan anaknya untuk berjabat tangan dengan orang yang lebih tua/dengan tamu.
2)        Fungsi Perlindungan     :    Keluarga selalu melindungi dan menjaga anggota keluarga dalam situasi apapun.
3)        Fungsi ekonomi            :    Ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
j.        Keadaan Psikologis dan Spiritual
1)        Fungsi Perasaan       :    Masing-masing anggota keluarga peka terhadap perasaan anggota yang lain.
2)        Fungsi Agama          :    Kakek selalu mengajak ibu untuk menjalankan ibadah shalat.
k.      Fungsi Biologis               :    Keluarga selalu memberikan kasih sayang, Perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
l.        Sosial Budaya
1)        Fungsi Sosialisasi     :    Kakek mengajarkan kepada keluarganya untuk bersosialisasi kepada masyarakat sekitar.
2)        Fungsi Rekreasi        :    Keluarga selalu meluangkan waktu untuk menonton TV bersama.
m.    Transportasi
Kendaraan pribadi           :  Sepeda Motor
Angkutan umum              :  Tidak menggunakan
n.      Fungsi Biologis               :   Keluarga mengatakan jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dekat, bila sakit segera periksa ke BPS, Puskesmas, atau Dokter.
2.      Data Obyektif
a.       Ibu
1)      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum         :  Baik
Kesadaran                 : Composmetis
BB/TB                       : 48 kg/155 cm
TTV                           : TD    : 110/70 mmHg   Rr      : 22 X/mnt
                                     N       : 80 x/mnt            S       : 36,7˚C
Kepala                       : Mesochepal
Rambut                     : Tidak rontok, tidak berketombe
Mata                         
Conjungtiva              : Merah (Tidak Anemia)
Sclera                        : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung                      : Tidak ada polip
 Mulut                         : Tidak ada stomatitis, bibir lembab, tidak labioskisis
 Telinga                       : Simetris, pendengaran baik
 Leher                         : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
 Ketiak                        : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
 Dada                                      
 Bentuk                       : Simetris
 Mammae                    : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen                   : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia                    : Tidak oedem, tidak varises
Ekstremitas                             
Atas                            : Tidak oedem, tidak varises
Bawah                        : Tidak oedem, tidak varises
b.      Anak
1)      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum          :  Baik
Kesadaran                  : Composmetis
TTV                            : Rr      : 34 x/mnt
                                      N       : 90 x/mnt            S       : 36,4˚C
Kepala                        : Mesochepal
Mata                          
Conjungtiva                : Merah (tidak anemia)
Sclera                          : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung                       : Tidak ada polip
Mulut                          : Tidak stomatitis, tidak labioskisis
Telinga                        : Simetris, pendengaran baik
Leher                          : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak                         : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
Dada
Bentuk                        : Simetris
Abdomen                   : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia                    : labia mayora menutupi labia minora
Ekstremitas                             
Atas                            : Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur
Bawah                        : Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur
2)      Pemeriksaan tumbang
BB/TB                         :  8,5 kg/79 cm
Normal (-2SD s/d 2 SD)
Lingkar kepala             :  42 cm
Ukuran LK dalam garis hijau maka lingkar  kepala anak normal
KPSP                            :  Jumlah jawaban Ya = 10
perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S)
TDD                              :  Semua jawaban Ya = Normal
c.       Tn. T (Kakek)
1)      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum          :  Baik
Kesadaran                  : Composmetis
BB/TB                        : 58 kg/ 165 cm
TTV                            : TD    : 130/80 mmHg   Rr      : 22 X/mnt
                                     N       : 90 x/mnt            S       : 36,7˚C
Kepala                        : Mesochepal
Rambut                       : Tidak rontok, Tidak berketombe
Mata                          
Conjungtiva                : Merah (Tidak Anemia)
Sclera                          : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung                       : Tidak ada polip
Mulut                          : Tidak stomatitis, bibir lembab, tidak labioskisis
 Telinga                       : Simetris, pendengaran baik
 Leher                         : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
 Ketiak                        : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
 Dada                                      
 Bentuk                       : Simetris
 Mammae                    : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen                   : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia                    : Tidak oedem, tidak varises
Ekstremitas                             
Atas                            : Tidak oedem, tidak varises
Bawah                        : Tidak oedem, tidak varises
d.      Ny. S (nenek)
1)      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum          :  Baik
Kesadaran                  : Composmetis
BB/TB                        : 58 kg/ 155 cm
TTV                            : TD    : 140/80 mmHg   Rr      : 22 X/mnt
                                      N       : 90 x/mnt            S       : 36,7˚C
Kepala                        : Mesochepal
Rambut                       : Tidak rontok, Tidak berketombe
Mata                          
Conjungtiva                : Merah (Tidak Anemia)
Sclera                          : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung                       : Tidak ada polip
 Mulut                         : Tidak stomatitis, bibir lembab, Tidak labioskisis
 Telinga                       : Simetris, pendengaran baik
 Leher                         : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
 Ketiak                        : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
 Dada                                      
 Bentuk                       : Simetris
 Mammae                    : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen                   : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia                    : Tidak oedem, tidak varises
Ekstremitas                             
Atas                            : Tidak oedem, tidak varises
Bawah                        : Tidak oedem, tidak varises
e.       Nn. A (Saudara Pr)
1)      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum          :  Baik
Kesadaran                  : Composmetis
BB/TB                        : 37 kg/140 cm
TTV                            : TD    : 110/70 mmHg   Rr      : 22 X/mnt
                                      N       : 80 x/mnt            S       : 36,7˚C
Kepala                        : Mesochepal
Rambut                       : Tidak rontok, Tidak berketombe
Mata                          
Conjungtiva                : Merah (tidak anemia)
Sclera                          : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung                       : Tidak ada polip
Mulut                          : Tidak stomatitis, bibir lembab, Tidak labioskisis
Telinga                        : Simetris, pendengaran baik
Leher                          : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ketiak                         : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe

Dada                                       
Bentuk                        : Simetris
Mammae                     : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen                   : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia                    : Tidak oedem, tidak varises
Ekstremitas                             
Atas                            : Tidak oedem, tidak varises
Bawah                        : Tidak oedem, tidak varises

B.       Analisa Data
Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. S:
1.      Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB.
2.      Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang tumbuh kembang anak.
3.      Ny.S mengatakan belum mengetahui tentang MP ASI.
4.      Ny. S (nenek)  mengatakan belum mengetahui tentang menopause.
5.      Nn. A (sdra pr) mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja.

C.      Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. S adalah :
1.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB.
2.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang tumbuh kembang anak.
3.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang MP ASI.
4.      Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause.
5.      Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang kesehatan reproduksi remaja.





D.      Prioritas Masalah
Sesuai  data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan, yaitu:
1.      Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam KB
No
Kriteria
Perhitungan
Score
1.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam KB
a.       Sifat masalah
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah  rendah
c.       Potensi masalah untuk diubah tinggi
d.      Menonjolnya masalah


2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1


2/3
2
2/3
½


Jumlah
3
2.      Kurangnya pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak
No
Kriteria
Perhitungan
Score
1.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak
a.       Sifat masalah
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah rendah
c.       Potensi masalah untuk diubah tinggi
d.      Menonjolnya masalah


2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1


2/3
2
2/3
1/2


Jumlah
4
3.      Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
No
Kriteria
Perhitungan
Score
1.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
a.       Sifat masalah
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah rendah
c.       Potensi masalah untuk diubah tinggi
d.      Menonjolnya masalah

2/3 x 1
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1

2/3
2
1
1


Jumlah
4

4.      Kurangnya pengetahuan tentang menopause
No
Kriteria
Perhitungan
Score
 1
Kurangnya pengetahuan menopause
a.       Sifat masalah
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah rendah
c.       Potensi masalah untuk  diubah tinggi
d.      Menonjolnya masalah

1/3 x 1
2/2 x 2
1/3 x 1
0/2 x 1

1/3
2
1/3
0


Jumlah
2

5.      Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
No
Kriteria
Perhitungan
Score
 1
Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
a         Sifat masalah
b        Kemungkinan masalah dapat diubah rendah
c         Potensi masalah untuk  diubah tinggi
d        Menonjolnya masalah tidak dirasakan


2/3 x 1
2/2 x 2
1/3 x 1
0/2 x 1

         
2/3
2
1/3
0


Jumlah
3

Hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring adalah
a.       Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI = 4
b.      Kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak = 4
c.       Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB = 3
d.      Kurangnya pengetahuan tentang KRR = 3
e.       Kurangnya pengetahuan tentang menopause = 2




E.     Diagnosa Masalah
Keluarga Tn. S dengan masalah :
1.      Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang MP ASI
2.      Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang tumbuh kembang anak
3.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB
4.      Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang KRR
5.      Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause

F.     Rencana Tindakan
Tanggal 29 Maret 2016 jam 13.00 WIB
1.    Beritahu Ny. S tentang MP ASI
2.    Beritahu Ny. S tentang tumbuh kembang anak
3.    Beritahu Ny. S tentang Jenis-jenis KB
4.    Beritahu Nn. A (sdra pr) tentang KRR
5.    Beritahu Ny.S (nenek) tentang menopause

G.    Pelaksanaan
Tanggal 29 Maret 2016
1.    Jam      : 13.05 WIB
Menjelaskan pada Ny. S tentang MP ASI
a.       Pengertian MP ASI
MP ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan sampai 24 bulan dan masih diberikan ASI paling tidak sampai 24 bulan.
b.      Syarat pemberian MP ASI
1)      Memiliki nilai energy dan kandungan protein tinggi
2)      Dapat diterima oleh sistem pencernaan
3)      Bersifat pada gizi
c.       Akibat pemberian MP ASI terlalu dini
1)      Bayi lebih sering diare
2)      Obesitas
3)      Produksi asi berkurang
4)      Malnutrisi
5)      Bayi mudah alergi
d.      Jenis-Jenis MP ASI
1)        Usia 6-8 bulan
Diberikan 3x sehari, ½ mangkok (125 ml), tekstur makanan lunak seperti bubur susu.
2)        Usia 9-11 bulan
Diberikan 3x sehari, ½ mangkok (250 ml) ditambah biscuit atau buah matang 1-2x sehari, tekstur makanan lebih kasar (semi padat) seperti nasi tim saring.
3)        Usia 12-24 bulan
Diberikan 3-4 x sehari, ¾-1 mangkok (250 ml) ditambah biscuit atau buah matang 1-2x sehari karena pada dasarnya pada usia ini anak sudah dapat makan dimeja makan.
2.    Jam      : 13.15 WIB
Menjelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak
a.       Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
1)      Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya jumlah dan sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur
2)      Perkembangan (development) adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar
b.      Tahapan perkembangan anak usia 9-12 bulan
1)      Mengangkat badannya ke posisi berdiri
2)      Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
3)      Dapat berjalan dengan dituntun
4)      Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
5)      Menggenggam erat pensil
6)      Memasukkan benda ke mulut
7)      Mengulang menirukan bunyi yang didengar
8)      Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
9)      Ingin menyentuh apa saja
10)  Senang diajak main ciluk ba
11)  Mengenal anggota keluarga
c.    Stimulasi bayi usia 9-12 bulan
1)      Kemampuan bicara dan bahasa
a)      Ibu menyebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya (minum susu, mandi, tidur, makan). Buat agar bayi mau menirukan dan mengulang kata tersebut.
b)      Beli boneka dan berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara dan buat agar bayi  mau berbicara dengan boneka itu.
c)      Menyanyikan lagu dan bacakan syair sesering mungkin
2)      Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a)      Stimulasi yg perlu dilanjut
                                                              i.          Ajak bayi tersenyum
                                                            ii.          Bermain ciluk baa
                                                          iii.          Menina-bobokan
                                                          iv.          Mengayun
b)      Bantu bayi memegang cangkir dan minum dengan cangkir tertutup dan lubang mulut
c)      Ajak bayi makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya
d)     Letakkan mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi cara menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut.
3)      Kemampuan gerak halus
a)      Stimulasi yg perlu dilanjut
                                                              i.          Memasukkan benda ke dalam wadah
                                                            ii.          Bermain dengan mainan yang mengapung di air
b)      Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar.
c)      Ajak bayi menggambar dengan krayon atau pinsil berwarna
d)     Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat menyimpan mainan alat memasak dari plastic.
4)      Kemampuan gerak kasar
a)      Stimulasi yg perlu dilanjutkan
                                                          i.          Merangkak
                                                        ii.          Berdiri
                                                      iii.          Berjalan sambil berpegangan
                                                      iv.          Berjalan dengan bantuan
b)      Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali ke arah anda.
c)      Ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan.
d)     Buat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda untuk mendapatkan dekapan.
e)      Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya.
3.    Jam      : 13.25 WIB
Menjelaskan pada Ny. S tentang Jenis-jenis KB
a.       Pengertian
KB adalah  usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.
b.      Tujuan KB
Mencegah terjadinya kehamilan
c.       Jenis-jenis KB
1)      Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi dari bahan sintesis (karet) untuk mencegah kehamilan. Cara pemakaiannya yaitu dengan dipasang pada saat penis tegang/tegak. Keuntungannya yaitu dapat dipakai, murah dan praktis. Kelemahannya yaitu kemungkinan bocor, sobek, menyebabkan alergi/iritasi pada penis ataupun vagina.
2)      Suntik
Suntik adalah obat pencegah kehamilan yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita. Baik untuk pemakaian wanita setelah melahirkan, disuntikkan 4 minggu setelah melahirkan, berikutnya 1 bulan atau tiga bulan suntikan. Suntik tidak boleh diberikan pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit paru-paru dan kelainan darah. Biasanya menimbulkan efek samping seperti ameorea, spooting, mual, muntah, kenaikan/penurunan BB dan timbul jerawat.
3)      Pil
Pil adalah obat untuk mencegah kehamilan yang diminum setiap hari. Minum pil dimulai setelah haid, setelah keguguran, setelah melahirkan (bagi ibu tidak menyusui). KB pil tidak diperbolehkan untuk ibu dengan penyakit hipertensi, gangguan jantung, kanker payudara, penyakit paru, sakit kepala sebelah dan varises. Biasanya menimbulkan efek samping seperti perdarahan diluar haid, mual, jerawat, nyeri kepala, dan penambahan BB.
4)      Susuk
Susuk adalah alat kontrasepsi berupa kapsul yang dipasang di bawah kulit di lengan atas wanita. Dapat dipasang pada semua umur. Tidak mengganggu kelancaran ASI, dipakai cukup lama (5 tshun). Tidak dipasang pada wanita dengan penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,kolesterol tinggi, penyakit ginjal. Biasanya menimbulkan efek samping seperti amenorea, jerawat, kenaikan BB, perdarahan ringan.
5)      AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR adalah alat pencegah kehamilan yang dipasang di dalam rahim . pemasangan 40 hari setelah melahirkan atau pada akhir masa haid didalam rahim. Kelebihan AKDR yaitu praktis, ekonomis, mdah di control, pemasangan cukup (2-5 tahun), tidak mengganggu ASI. Kontra indikasi AKDR yaitu belum pernah melahirkan, hamil, perdarahan, kanker leher rahim. Biasanya menimbulkan efek samping seperti rasa mules, sedikit perdarahan, perubahan jumlah darah haid (setelah beberapa waktu pemasangan), keputihan, infeksi.
6)      Sterilisasi
Sterilisasi merupakan cara KB yang sifatnya permanen.
a.       Vasektomi
Pemotongan saluran yang membawa sperma dari testis dengan biasanya timbul komplikasi perdarahan, peradangan terhadap sperma yang merembes, pembukaan spontan.
b.      Tubektomi
Pemotongan dan pengikatan/penyumbatan saluran telur dari indung telur ke rahim.
4.    Jam      : 13.35 WIB
Menjelaskan pada Nn. A tentang KRR
a.       Pengertian KRR
Adalah kondisi sehat secara fisik, mental, sosial, secara utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan tapi secara keseluruhan, menyangkut sistem reproduksi, fungsi, dan proses reproduksi pada remaja.
b.      Ruang lingkup KRR
                                          i.      Alat reproduksi pria dan wanita
                                        ii.      Perkembangan fisik dan psikis pada remaja pria dan wanita
                                      iii.      Seksualitas
                                      iv.      Permasalahan pada remaja(merokok, tawuran, free seks, nge geng, bulliyng)
c.       Tanda pubertas (menstruasi pada perempuan / mimpi basah pada laki-laki, timbul jerawat)
d.      Perubahan anatomis dan fisiologis pada perempuan(pinggul membesar, payudara membesar, tumbuh rambut sekitar kelamin & ketiak, suara cerewet) dan pada laki-laki (dada bidang, tumbuh rambut di sekitar kemaluan, ketiak, dada, tumbuh jenggot, kumis, tumbuh jakun, suara membesar).
e.       Cara perawatan masa pubertas yaitu mandi 2x sehari, membersihkan genetalia setelah BAK/BAB serta keringkan dengan handuk, tidur yang cukup.
5.      Jam     : 13.45 WIB
Menjelaskan pada Ny.S (nenek) tentang menopause
a.       Pengertian menopause
Merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormone. Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas.
b.      Tahap-tahap
1)      Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
2)      Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.  Menopause Haid dialami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hi, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
c.       Gejala menopause
1)      Ketidak teraturan siklus haid
2)      Gejolak rasa panas
3)      Keluar keringat dimalam hari
4)      Kekeringan vagina
5)      Sulit tidur
6)      Kerapuhan tulang
7)      Badan menjadi gemuk
8)      Linu dan nyeri otot sendi
9)       Ingatan menurun
10)  Kecemasan dan mudah tersinggung
11)  Steress
12)  Depresi
d.      Perubahan yang terjadi data menopause
1)      Perubahan organ reproduksi
2)      Perubahan hormone
3)      Perubahan fisik
4)      Perubahan emosi
e.       Cara mengatasi keluhan menopause
1)      Konsumsi susu, namun jika anda tidak menyukai susu dapat diganti dengan mengkonsumsi tahu, tempe atau sayur, tentunya dengan dosis yang lebih rendah. Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari.
2)      Dalam memasak jenis sayuran apapun jangan terlalu lama karena vitamin yang terdapat dalam sayuran akan larut dalam air bila dimasak terlalu lama.
3)      Cobalah mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah kalori untuk memasak makanan anda baik dalam menumis atau hanya menggoreng biasa, agar tidak terlalu banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh.
4)      Mengkonsumsi vitamin dengan dosis yang tepat, terutama vitamin A dan D. Karena vitamin A dan D tidak dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh, jika berlebihan dapat menimbulkan racun dalam tubuh. Jangan sembarangan mengkonsumsi vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh.
5)      Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.
6)      Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana menghadapi sikap wanita yang menopause.

H.      Evaluasi
Tanggal 29 Maret 2016
1.        Jam 13.14 WIB
Ny. S mengerti tentang makanan pendamping ASI dan mau memberikan MP ASI yang sesuai dengan umur anaknya.
2.        Jam 13.24 WIB
Ny. S mengerti tentang tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan dan mau memberikan stimulasi pada anaknya.
3.      Jam 13.34 WIB
Ny. S mengerti tentang jenis-jenis KB dan mempunyai rencana ingin menggunakan KB suntik.
4.        Jam 13.44 WIB
Nn. A mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja.
5.      Jam 13.55 WIB
Ny.S mengerti tentang menopause.




























BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar lapangan di Desa Timbangreja RT 04 RW 07 khususnya pada keluarga Tn.S Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn.S sesuai dengan prioritas masalah.

A.      Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif dan data objektif.
1.      Data Subjektif
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Tn.S.
Menurut Andreas (2012) Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.
Menurut Sulistyawati (2009) anamnesa dibagi menjadi 2  yaitu:
a.         Auto Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien karena pasien kuasa atau mampu melakukan tanya jawab.
b.        Allo Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan secara tak langsung karena pasien tak kuasa mampu melakukan tanya jawab. Misal: belum dewasa/masih kanak-kanak, tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi,dalam keadaan gangguan jiwa.
Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. S berdasarkan proses pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Tn. S. Meliputi biodata keluarga Tn. S, riwayat kesehatan keluarga, kebutuhan sehari-hari, status sosial ekonomi, situasi

rumah dan lingkungan, riwayat KB, pengetahuan anggota keluarga tentang kesehatan, fungsi keluarga, keadaan psikologis dan spiritual serta mengenai penggunaan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. S didapatkan bahwa Ny. S kurang mengerti tentang MP ASI, tumbuh kembang anak dan jenis-jenis KB. Pada Nn. A (sdra pr) kurang mengerti tentang kesehatan reproduksi remaja dan pada Ny. S (nenek) kurang mengerti tentang menopause.
Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif  menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
2.         Data Objektif
Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn. S berdasarkan hasil pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dan observasi terhadap lingkungan keadaan rumah. Dari pemeriksaan fisik head to toe kepada anggota keluarga Tn. S didapatkan hasil normal tanpa adanya gangguan kesehatan dari semua anggota keluarga. Dan keadaan lingkungan rumah keluarga Tn. S mencerminkan keluarga ber-PHBS.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga diantaranya meliputi kesehatan lingkungan yaitu seperti penggunaan air bersih,  jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan lantai rumah kedap air dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

B.       Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1.         Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
2.         Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3.         Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S.
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. S yaitu:
1.      Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB.
2.      Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang tumbuh kembang anak.
3.      Ny. S mengatakan belum mengetahui tentang MP ASI.
4.      Ny. S (nenek)  mengatakan belum mengetahui tentang menopause.
5.      Nn. A (sdra pr) mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja.
Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

C.      Perumusan Masalah
Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluarga Tn. S. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan.
Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. S adalah:
1.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB.
2.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang tumbuh kembang anak.
3.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang MP ASI.
4.      Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause.
5.      Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang kesehatan reproduksi remaja.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik.

D.      Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Penulis menentukan prioritas masalah dengan hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring yaitu:
a.       Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI = 4
b.      Kurangnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak = 4
c.       Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB = 3
d.      Kurangnya pengetahuan tentang KRR = 3
e.       Kurangnya pengetahuan tentang menopause = 2
Penentuan prioritas masalah keluarga Tn. S telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

E.       Diagnosa Masalah
Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan (Hidayat, 2009)
Berdasarkan hasil pengumpulan data subjektif dan objektif pada keluarga Tn. S maka dapat ditegakkan diagnosa masalah pada keluarga Tn. S:
1.      Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang MP ASI
2.      Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang tumbuh kembang anak
3.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB
4.      Kurangnya pengetahuan Nn.A (sdra pr) tentang KRR
5.      Kurangnya pengetahuan Ny.S (nenek) tentang menopause
Diagnosa masalah keluarga Tn. S muncul berdasarkan pengkajian data. Dengan demikian dalam penegakkan diagnosa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik karena mengacu pada diagnosa spesifik.

F.       Rencana Tindakan
Perencanaan dilakukan berdasarkan masalah yang ada dalam keluarga Tn.S Perencanaan tindakan merupakan strategi yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam keluarga Tn.S. 
Berikut ini rencana tindakan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan dalam keluarga Tn. S.
Rencana tindakan yang dilakukan:
1.         Jelaskan pada Ny. S tentang MP ASI
2.         Jelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak
3.         Jelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB
4.         Jelaskan pada Nn.A tentang KRR
5.         Jelaskan pada Ny. S (nenek) tentang menopause
Menurut Wikipedia dalam buku F. Delmar dan S. Shane (2003). Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Dengan melalui penyuluhan maka pengetahuan perorangan, kelompok, dan masyarakat dapat bertambah.
Pada tahap perencanaan ini telah sesuai dengan diagnose maslah yang timbul sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

G.      Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu upaya kegiatan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanakan juga merupakan keseluruhan usaha yang berhubungan langsung dengan manusia baik cara, teknik, dan metode untuk mendorong klien agar mau bekerjasama dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan dengan baik.
Menurut Abdullah (1987) bahwa pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula. Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang ada.
Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Maka untuk meningkatkan pengetahuan dilaksanakan penyuluhan.
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat, berupa:
  1. Menjelaskan pada Ny. S tentang MP ASI
  2. Menjelaskan pada Ny. S tentang tumbuh kembang anak
  3. Menjelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB
4.      Menjelaskan pada Nn.A tentang KRR
5.      Menjelaskan pada Ny. S (nenek) tentang menopause
Pada tahap pelaksanaan telah sesuai dengan rencana tindakan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

H.      Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa (Hidayat, 2009).
Pada asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn. S telah diberikan asuhan yang disesuaikan dengan yang rencanakan tindakan dan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 di rumah Tn. S:
1.         Penyuluhan tentang MP ASI
Waktu           :    13.00 WIB
Dihadiri oleh     :       Ny. S
Ny. S mengerti tentang makanan pendamping ASI dan mau memberikan MP ASI yang sesuai dengan umur anaknya.
2.         Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
Waktu           :    13. 15 WIB
Dihadiri oleh     :       Ny. S
Ny. S mengerti tentang tumbuh kembang anak usia 9-12 bulan dan mau memberikan stimulasi pada anaknya.
3.         Penyuluhan tentang jenis-jenis KB
Waktu           :    13.25 WIB
Dihadiri oleh     :       Ny. S
Ny. S telah mengetahui tentang jenis-jenis KB dan telah merencanakan KB suntik.
4.         Penyuluhan tentang KRR
Waktu           :    13.45 WIB
Dihadiri oleh:    Nn. A (saudara Pr)
Nn. A telah mengetahui tentang KRR.
5.         Penyuluhan tentang menopause
Waktu           :    13.55 WIB
Dihadiri oleh:    Ny. S (nenek)
Ny. S (nenek) telah mengetahui tentang menopause

Dapat dilihat bahwa pelaksanaan penyuluhan tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. S dapat meningkatkan pengetahuan  keluarga Tn. S tentang masalah kesehatan tersebut. Penyuluhan berjalan dengan lancar, hal ini karena adanya kerjasama yang baik antara bidan dengan anggota keluarga Tn. S.
Dengan  demikian asuhan yang diberikan efektif memenuhi kebutuhan keluarga Tn. S sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

BAB V
PENUTUP

A.      Simpulan
Simpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan, sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat beserta tokoh masyarakat.
2.    Menetapkan masalah yang ada, memprioritaskan masalah, menganalisa masalah, mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada, menentukan alternative, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dari berbagai macam alternative yang ada.
3.    Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan pendekatan menejemen kebidanan.
4.    Pada akhir praktek lapangan diadakan evaluasi terhadap program kerja yang telah di laksanakan.
B.       Saran
1.      Keluarga Tn. S
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui upaya promotif dan preventif.
2.      Bidan desa
          Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan.




DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eni .2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat A, Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika
Karwati, dkk (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: TIM
Notoatmojo.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asih Mahasatya
Pudiastuti, Ratna .2011. Buku Ajar kebidanan komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Yogyakarta. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Sumarah, kk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Syarifudin (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar